Semarang – Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit tidak menular yang sangat umum dijumpai di Indonesia. Salah satu penyebab penyakit kronis adalah gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan “DM dinobatkan sebagai penyakit global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Yayasan Diabetes Internasional juga memperkirakan terdapat 382 juta orang dewasa hidup dengan DM dan akan terus meningkat hingga mencapai 592 juta jiwa pada tahun 2035″. Pada saat yang bersamaan, Indonesia memiliki biodiversitas yang sangat melimpah dan banyak diantaranya belum dimanfaatkan potensinya, salah satunya adalah Ciplukan (Physalis angulata).
Menghadapi masalah tersebut, Tim Mahasiswa UNDIP yang terdiri atas Sekar Arum Ayu Firsanti (Farmasi 2019) sebagai ketua tim dan anggotanya, Eka Meilinda (Ilmu Perpustakaan 2019), Hendrianto Arief Hidayat (Teknik Elektro 2019) menciptakan produk pemanis pengganti gula dengan kemampuan antihiperglikemia bernama CISU (Ciplukan Sugar). Produk ini dilombakan dalam kompetisi ilmiah Online Science Project Competition (OSPC) 2020 yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) secara daring pada 17-22 Februari 2020. Pada acara ini, Sekar dan kawan-kawan berhasil memperoleh medali perunggu bidang Life Science atas karya yang unik dan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
OSPC 2020 memiliki alur kegiatan berupa pengiriman makalah berbentuk jurnal untuk diseleksi oleh dewan juri OSPC 2020 lalu mempromosikan karya tersebut melalui media sosial dalam bentuk video maupun poster infografis yang menarik sehingga masyarakat dapat mengenal lebih jauh mengenai produk yang dilombakan. Setelah proses penyeleksian kemudian diumumkan pemenang OSPC 2020 melalui website dan di-ploting untuk mengikuti kompetisi internasional.
“Kesannya sangat senang karena bisa mencoba berbagai macam lomba dan teman baru, pengalaman baru dalam membuat karya tulis dalam bentuk jurnal, dan dipublikasikan untuk masyarakat umum,” Ujar Sekar.
Pada tahun sebelumnya, delegasi UNDIP yang terdiri atas Muchammad Faris (Farmasi 2018) dan Jesica Rahmaningrum (Teknik Kimia 2018) berhasil menyabet medali emas bidang Biomedical Science dengan karya berupa gel prokoagulan berbahan alga cokelat Padina australis sebagai pertolongan pertama untuk perdarahan arteri. Karya tersebut mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari IYSA dan telah menjadi kandidat pada kompetisi World Young Innovators Exhibition (WYIE) 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia serta Japan Design Idea and Invention Expo (JDIE) 2019 di Tokyo, Jepang.
Pada karya tersebut, Faris dan Jesica berhasil menemukan beberapa senyawa golongan flavonoid yang berkhasiat sebagai vasokonstriktor dan penginduksi sintesis tromboksan A2. Sinergisitas dari senyawa bioaktif dan gel viskositas tinggi pada produk, mampu menangani perdarahan arteri dengan baik yang menjadi penyebab utama kehilangan darah dalam waktu singkat. Karya ini tentunya tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dosen pembimbing di Program Studi farmasi yaitu Bapak Dr. Khairul Anam dan Ibu Widyandani Sasikirana, M.Biotech, Apt., serta ibu Dr. Yenny Meliana dari Pusat Penelitian Kimia (P2K) LIPI.
Penulis: Muchammad Faris/Fitri Wulandari